1.pengertian
• Reaksi alergi hipersensitifitas tipe I pada kulit, (kadar antigen yang rendah dan memerlukan sistesis Ig E)
• Lesi kulit yang dapat mengebabkan angioedema
• Populasinya 25 % (anak – anak maupun dewasa)
2. Etiologi (penyebab)
Hipersensitivitas anafilaktik (tipe 1)
Reaksi yang terjadi dalam tempo beberapa menit setelah kontak dengan antigen (dapat berlangsung lebih dari 2x24jam)
Reaksi lambat dapat menyebabkan reaksi alergi kronik → mediator kimia yang terus dilepas
Melibatkan produksi antibody Ig E → kelenjar limfe sel2 T helper.
Antigen akan terikat oleh antibody Ig E → mengaktifkan reaksi sistemik → memasuki proses degranulasi → pelepasan mediator kimia primer
Mediator kimia primer (histamin, leukotrien, eosinophil chemotactic factor of anafilaxis/ECF-A) → kulit, paru – paru dan saluran gastrointestinal
Sifatnya anafilaksis lokal dan sistemik
Urtikaria Dingin (Sangat)
Urtikaria Panas (pemanasan Lokal)
Urikaria kolinergik, (perasaan ketegangan emosi, pengerahan tenaga fisik dan lingkungan yang panas)
Urikaria tekanan
Urtikaria papular (gigitan serangga)
Urikaria kronik
3. Manifestasi Klinik
Lesi yang menonjol /edemotus mendadak muncul. (biasanya berwarna merah muda, ikuran dan bentuk bervariasi)
keluhan gatal
Gangguan rasa nyaman setempat
Daerah tempat lesi (yang utama adalah kulit yaitu sekitar, bibir kelopak mata, pipi, tangan, kaki, genetalia dan lidah; membran mukosa laring, bronkus dan bahkan saluran gastrointestinal/untuk tipe herediter )
4. Pengobatan
Epinefrin,difenhidramin dan hidroksizin (dapat mempercepat resolusi urtikaria akut dan angioderma)
Antihistamin
Loratadin(claritin), feksofenadin (allegra), setirizin (zyrtec) adalah merintangi salah satu reseptor histamin/ H1
Simetidin dan ranitidin (menghambat sjenis reseptor histamin kedua/H2 dapat membantu memulihkan pruritus
Sangat bermanfaat pada urtikaria kronik
steroid korteks adrenal bermanfaat pada penderita biduran akut yang berat.